Lee Surgery and Endoscopy didirikan oleh Dr. Lee Chin Li, dengan misi untuk memberikan layanan kesehatan yang mudah dijangkau dan berkualitas kepada setiap pasien kami. Kami berkomitmen untuk memastikan kenyamanan Anda, dimulai dari tahap konsultasi hingga prosedur pengobatan.
Kolonoskopi adalah prosedur medis yang memungkinkan dokter spesialis untuk memeriksa bagian dalam usus, termasuk usus besar, rektum, dan anus. Tujuan utama dari kolonoskopi adalah untuk mendeteksi adanya kanker kolorektal, salah satu jenis kanker yang paling sering didiagnosis di Singapura.
Kolonoskopi juga dapat membantu dokter untuk menyelidiki gejala penyakit sistem pencernaan, seperti sakit perut, kembung, perdarahan rektum, sembelit kronis, diare kronis, dan masalah pencernaan lainnya. Jika diperlukan, dokter dapat mengangkat polip dan/atau mengambil sampel jaringan (biopsi) untuk pemeriksaan lebih lanjut selama prosedur berlangsung.
Sebelum prosedur dilakukan, Anda harus membersihkan usus guna memastikan visualisasi yang jelas pada saluran pencernaan bagian bawah. Anda akan diberikan beberapa obat pencahar minum untuk membantu proses ini. Selain itu, Anda juga akan disarankan untuk menghindari konsumsi buah, sayur, beras merah, dan daging merah, selama tiga hari sebelum menjalani kolonoskopi. Anda hanya diizinkan untuk mengonsumsi makanan lunak sehari sebelum prosedur dan hanya minum air putih. Anda perlu puasa setidaknya 6 jam pada hari pemeriksaan. Langkah-langkah ini membantu memastikan visualisasi dan akurasi kolonoskopi yang lebih baik.
Anda akan diminta untuk menghindari konsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat pengencer darah.
Pada hari pemeriksaan kolonoskopi, Anda akan diberikan obat penenang agar merasa nyaman. Selanjutnya, dokter spesialis akan memasukkan kolonoskop, sebuah selang lentur yang dilengkapi dengan lampu dan kamera, ke dalam usus besar dan rektum melalui anus. Gambaran kondisi usus besar akan ditransmisikan ke monitor secara langsung saat alat menavigasi kolon, sehingga memungkinkan inspeksi rinci pada lapisan usus besar untuk mencari tanda-tanda penyakit. Untuk meningkatkan visibilitas, udara atau CO2 dapat dimasukkan melalui kolonoskop untuk memperluas usus besar.
Jika ditemukan polip atau pertumbuhan yang mencurigakan, dokter spesialis akan mengangkatnya atau mengambil sampel massa dengan alat khusus. Sampel massa kemudian dibawa ke laboratorium untuk analisis lebih lanjut guna menentukan sifat dan apakah diperlukan perawatan tambahan.
Setelah prosedur selesai, Anda akan dipantau saat efek obat penenang hilang. Anda mungkin mengalami kembung ringan, tetapi biasanya akan segera hilang.
Kolonoskopi dapat digunakan untuk mengobati atau mendiagnosis berbagai kondisi gastrointestinal/saluran pencernaan berikut ini:
Hasil dari kolonoskopi dapat bervariasi, tetapi akan memberikan wawasan yang penting tentang kondisi kesehatan usus besar Anda. Hasil prosedur diagnostik ini dapat dikategorikan berdasarkan temuan selama pemeriksaan.
Penting untuk dicatat bahwa deteksi polip atau kelainan lainnya selama kolonoskopi memungkinkan adanya intervensi dini, yang dapat meningkatkan hasil pengobatan secara signifikan, terutama dalam kasus kanker kolorektal.
Frekuensi dalam menjalani kolonoskopi bisa berbeda-beda pada setiap orang, terutama bergantung pada hasil pemeriksaan awal, riwayat medis pribadi dan keluarga, serta faktor risiko yang spesifik. Umumnya, orang dengan hasil kolonoskopi normal dan tanpa faktor risiko tambahan akan disarankan untuk menjalani kolonoskopi lanjutan dalam 7-10 tahun. Interval yang lebih lama ini disebabkan oleh turunnya risiko terjadinya perubahan atau kondisi signifikan di usus besar yang dapat memicu kanker.
Jika polip ditemukan selama kolonoskopi, jadwal pemeriksaan berikutnya didasarkan pada jumlah, ukuran, dan jenis polip yang terdeteksi. Misalnya, temuan satu atau dua polip kecil dapat menghasilkan rekomendasi untuk kolonoskopi lanjutan dalam 5-10 tahun mendatang. Namun, temuan polip yang lebih banyak dan besar atau polip dengan ciri-ciri yang tinggi risiko dapat memperpendek interval pemeriksaan menjadi hanya 1 tahun untuk tindak lanjut. Pendekatan personal ini membantu dalam identifikasi dini dan pengangkatan kondisi yang berpotensi menjadi kanker, sehingga secara signifikan dapat menurunkan risiko seseorang terkena kanker kolorektal.
Selain itu, kondisi seseorang yang dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal, seperti sindrom iritasi usus, atau mereka yang memiliki riwayat keluarga penderita kanker kolorektal, mungkin butuh lebih sering dipantau.
Apakah kolonoskopi menyakitkan?
Walaupun beberapa orang mungkin mengalami rasa tidak nyaman, kolonoskopi biasanya bukanlah prosedur yang menyakitkan. Obat penenang dan penghilang rasa sakit dapat diberikan untuk membantu meredakan ketidaknyamanan apa pun selama pemeriksaan.
Apakah ada risiko terkait kolonoskopi?
Dalam kasus langka, potensi komplikasi bisa berupa reaksi terhadap obat penenang, perdarahan dari area biopsi (di mana polip diangkat), dan perforasi dinding usus besar (0,1%).
Apakah saya bisa makan sebelum menjalani prosedur kolonoskopi?
Ya, tetapi staf medis akan memberitahu Anda beberapa batasan dan instruksi pola makan. Dokter spesialis akan meresepkan diet cairan bening guna mempersiapkan usus Anda untuk menjalani prosedur ini.
Seberapa akurat prosedur kolonoskopi?
Prosedur kolonoskopi secara luas dianggap sebagai pilihan terbaik untuk mendeteksi kanker dan polip usus besar. Namun, meskipun dianggap sangat akurat, tidak ada tes diagnostik yang benar-benar 100% sempurna.
Tanda-tanda komplikasi apa saja yang perlu diwaspadai setelah menjalani kolonoskopi?
Ya, meski komplikasi jarang terjadi, penting untuk menghubungi dokter jika Anda mengalami sakit perut kronis, demam, menggigil, perdarahan hebat, atau mual dan muntah secara terus-menerus.
Gleneagles Medical Centre
Lee Surgery and Endoscopy
6 Napier Road, #04-16, Singapore 258499
Mount Elizabeth Medical Centre (Orchard)
Dr Lee @ KYM Surgery3 Mount Elizabeth, #12-01, Singapore 228510
Farrer Park Medical Centre
Dr Lee @ KYM Surgery1 Farrer Park Station Road, #13-05, Singapore 217562