Lee Surgery and Endoscopy didirikan oleh Dr. Lee Chin Li, dengan misi untuk memberikan layanan kesehatan yang mudah dijangkau dan berkualitas kepada setiap pasien kami. Kami berkomitmen untuk memastikan kenyamanan Anda, dimulai dari tahap konsultasi hingga prosedur pengobatan.
APA ITU PERFORASI SALURAN PENCERNAAN?
Perforasi saluran pencernaan atau gastrointestinal (GI) adalah kondisi medis serius di mana terdapat lubang pada organ-organ berongga yang membentuk sistem pencernaan. Organ-organ ini, termasuk kerongkongan, perut, usus kecil, dan usus besar (juga disebut usus atau kolon), berperan penting dalam menggerakkan makanan dan cairan melewati tubuh. Jika terjadi perforasi di sepanjang saluran ini, hal ini memerlukan perhatian medis sesegera mungkin karena risiko kebocoran ke dalam perut.
Jika terjadi perforasi di usus besar, feses dapat bocor ke dalam perut, sehingga menyebabkan peritonitis (peradangan pada lapisan dinding perut bagian dalam) dan sepsis. Mengingat sifat kritis dari potensinya, sangat penting untuk mengenali gejala lebih awal dan segera mencari perawatan medis guna mencegah komplikasi serius yang terkait dengan berlubangnya saluran cerna atau usus.
APA SAJA PENYEBABNYA?
Berbagai variasi kondisi dapat menyebabkan perforasi saluran pencernaan, yang mana masing-masing mengarah pada gangguan yang berpotensi mengancam jiwa ini.
Beberapa penyebab umum robeknya saluran pencernaan meliputi:
Apendisitis: apendisitis adalah radang usus buntu yang dapat menyebabkan saluran cerna berlubang jika tidak segera diobati.
Divertikulitis: divertikulitis adalah peradangan atau infeksi pada satu atau lebih divertikulum, sebuah kantong kecil di dinding usus. Kondisi ini sering memicu perforasi pada saluran cerna.
Hernia: hernia terjadi ketika bagian dalam tubuh menonjol keluar melalui dinding otot atau jaringan sekitarnya yang melemah. Jika hernia terjepit, hernia dapat menyebabkan kondisi gangrene usus dan perforasi usus.
Obstruksi usus: obstruksi usus dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk tumor, striktur, atau masuknya benda asing. Jika tidak ditangani, obstruksi dapat menyebabkan peningkatan tekanan yang pada akhirnya memicu perforasi dinding usus.
Inflammatory bowel disease (IBD): beberapa kondisi, seperti penyakit Crohn dan kolitis ulseratif, adalah penyakit radang saluran pencernaan kronis yang dapat memicu pelemahan dan pada akhirnya menyebabkan perforasi dinding usus.
Tukak lambung: tukak lambung atau usus halus dapat menembus dinding perut atau usus kecil.
Muntah paksa: muntah yang terpaksa dapat menyebabkan kerongkongan pecah, atau yang dikenal sebagai sindrom Boerhaave.
Volvulus: volvulus adalah kondisi di mana usus melilit dirinya sendiri dan menjadi obstruksi yang dapat menyebabkan perforasi.
Kanker usus besar: sel tumor dari kanker usus besar dapat tumbuh di dinding usus, yang kemudian menjadi borok, sehingga dapat menyebabkan perforasi.
Trauma: ini termasuk trauma tumpul/fisik pada perut, luka pisau atau tembakan, atau komplikasi dari operasi perut.
Apa saja gejala perforasi saluran pencernaan?
Gejala perforasi saluran pencernaan dapat bervariasi tergantung pada penyebab dan lokasinya. Gejala umum perforasi saluran pencernaan meliputi:
Nyeri perut mendadak dan parah
Mual dan muntah
Demam atau suhu tubuh naik
Perubahan kebiasaan buang air besar (seperti berkurangnya frekuensi buang air besar)
Kelelahan
Sesak napas
Detak jantung yang cepat
Kembung
Perut terasa nyeri saat disentuh
Apakah perforasi saluran pencernaan menyebabkan rasa sakit?
Ya, perforasi saluran pencernaan bisa menyakitkan. Rasa sakit ini biasanya dimulai di lokasi perforasi sebelum menyebar ke seluruh bagian perut. Tingkat keparahan rasa sakit dan terjadi secara tiba-tiba adalah tanda bahwa masalah serius, seperti perforasi, mungkin telah terjadi di dalam saluran pencernaan. Jika Anda mengalami gejala seperti itu, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter.
SIAPA SAJA YANG BERISIKO MENGALAMI PERFORASI SALURAN PENCERNAAN DI SINGAPURA?
Berbagai faktor dapat berperan dalam meningkatkan risiko seseorang mengalami perforasi saluran pencernaan, seperti:
Efek samping obat: beberapa jenis obat, seperti obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) dan kortikosteroid, juga dapat meningkatkan kerentanan terhadap penyakit tukak lambung.
Usia: orang lanjut usia lebih rentan terhadap kondisi yang dapat menyebabkan perforasi usus.
Infeksi bakteri H. pylori: infeksi bakteri, seperti helicobacter pylori (H. pylori), merupakan faktor predisposisi tambahan untuk perforasi tukak lambung.
BAGAIMANA DIAGNOSIS TERHADAP PERFORASI SALURAN PENCERNAAN DILAKUKAN?
Diagnosis terhadap perforasi saluran pencernaan biasanya menggabungkan penilaian klinis, tes pencitraan, dan terkadang beberapa prosedur diagnostik.
Evaluasi klinis: tahap awal diagnosis perforasi saluran pencernaan melibatkan pemeriksaan riwayat medis secara menyeluruh dan pemeriksaan fisik oleh dokter spesialis. Selama konsultasi, Anda perlu melaporkan gejala yang berpotensi mengarah ke perforasi, seperti nyeri perut, kedinginan, demam, mual, muntah, dan tanda-tanda syok.
Tes pencitraan: rontgen dan CT scan dapat dilakukan untuk membantu proses diagnosis. Rontgen dada atau perut sering dilakukan sebagai tes pencitraan awal, dengan adanya gas di dalam pneumoperitoneum (rongga perut) sebagai tanda perforasi saluran pencernaan. CT scan memberikan visualisasi yang lebih detail serta membantu mengidentifikasi lokasi dan penyebab pasti perforasi.
Tes laboratorium: tes darah, termasuk hitung darah lengkap (CBC), elektrolit, dan penanda radang, dapat dilakukan untuk mendukung diagnosis dengan menunjukkan adanya infeksi atau peradangan.
APA SAJA PILIHAN PENGOBATAN UNTUK PERFORASI SALURAN PENCERNAAN DI SINGAPURA?
Pilihan pengobatan untuk perforasi saluran pencernaan melibatkan kombinasi dari operasi dan strategi pengelolaan untuk mengatasi perforasi langsung serta kondisi atau komplikasi yang mendasarinya.
Prosedur operasi:
Laparotomi eksplorasi/laparoskopi diagnostik: laparotomi eksplorasi adalah prosedur bedah terbuka dengan sayatan pada perut untuk mengidentifikasi sumber perforasi dan memperbaikinya. Laparoskopi diagnostik dilakukan dengan beberapa sayatan kecil menggunakan kamera laparoskopi dan instrumen untuk mengidentifikasi lokasi perforasi serta mengobatinya jika memungkinkan.
Omental patch: omental patch adalah teknik yang terutama untuk perforasi berukuran kecil. Sepotong omentum (lapisan jaringan lemak) dipakai untuk menambal lubang.
Reseksi: reseksi dapat dilakukan dalam kasus perforasi yang disebabkan oleh bagian saluran pencernaan yang terjangkit penyakit. Metode ini melibatkan pengangkatan segmen yang terdampak dan bergabungnya dua ujung sehat melalui operasi.
Antibiotik: terapi antibiotik penting untuk mengobati perforasi saluran pencernaan guna mencegah atau mengatasi infeksi yang disebabkan oleh kebocoran isi usus ke dalam rongga perut yang steril.
Cairan intravena (IV) dan manajemen hemodinamik: penanganan tahap awal juga melibatkan pembentukan akses IV untuk resusitasi cairan guna mengobati atau mencegah syok serta memastikan sirkulasi darah yang memadai.
Perawatan konservatif: perawatan non-bedah dapat dipertimbangkan dalam kasus langka, terutama jika perforasi berukuran kecil dan tertahan. Metode perawatan konservatif dapat mencakup pemberian antibiotik, istirahat usus, dan pemantauan ketat.
Pengelolaan kondisi yang mendasari: menangani penyebab utama perforasi sangat penting untuk mencegah kambuhnya kondisi ini dan meningkatkan kesehatan jangka panjang.
PERTANYAAN YANG SERING DIAJUKAN
Apakah perforasi saluran pencernaan menimbulkan komplikasi?
Jika tidak diobati, perforasi saluran pencernaan dapat memicu komplikasi serius, seperti infeksi luas (peritonitis), sepsis, dan syok, yang dapat mengancam nyawa sehingga memerlukan perhatian medis sesegera mungkin.
Apakah perforasi saluran pencernaan bisa dicegah?
Meskipun tidak semua kasus perforasi saluran pencernaan dapat dicegah, langkah-langkah tertentu dapat membantu mengurangi risiko. Beberapa langkah tersebut melibatkan penanganan kondisi kronis yang memengaruhi sistem pencernaan (seperti penyakit Crohn dan kolitis ulseratif) dengan tindakan medis yang tepat, menghindari penggunaan obat yang berlebihan (seperti NSAID), segera mencari perawatan medis untuk infeksi perut (seperti apendisitis), serta menjaga gaya hidup sehat untuk meningkatkan kesehatan pencernaan secara menyeluruh.
Adakah perawatan non-bedah untuk mengobati perforasi saluran pencernaan?
Secara umum, perawatan non-bedah untuk perforasi saluran pencernaan terbatas dan biasanya tidak disarankan. Dalam beberapa kasus pilihan, perforasi kecil yang dihasilkan dari tukak lambung atau divertikulitis dapat ditangani dengan antibiotik dan observasi ketat. Operasi tetap menjadi cara utama untuk menangani perforasi saluran pencernaan guna mencegah komplikasi.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pulih dari operasi perforasi saluran pencernaan?
Dokter akan memberikan rencana waktu pemulihan yang spesifik tergantung pada kondisi Anda. Waktu yang dibutuhkan untuk pulih dari operasi perforasi saluran pencernaan dapat bervariasi berdasarkan berbagai faktor, seperti tingkat keparahan, kesehatan Anda secara menyeluruh, dan komplikasi yang ada. Masa rawat inap biasanya berkisar dari beberapa hari hingga minggu, dan untuk mencapai kondisi sehat serta kembali ke aktivitas normal kemungkinan membutuhkan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.
ADA PERTANYAAN LAIN?
Bicaralah dengan kami! Tinggalkan pesan Anda di sini:
Gleneagles Medical Centre Lee Surgery and Endoscopy 6 Napier Road, #04-16, Singapore 258499
Mount Elizabeth Medical Centre (Orchard) Dr Lee @ KYM Surgery3 Mount Elizabeth, #12-01, Singapore 228510
Farrer Park Medical Centre Dr Lee @ KYM Surgery1 Farrer Park Station Road, #13-05, Singapore 217562